Iman dan takwa bekal utama dalam hidup
agar jiwa, hati, serta pikiran tetap jernih dan tenang. Saat kita
dinilai salah, bersiaplah menerima cibiran orang lain. Apabila melakukan
kesalahan, segera bertobat dan pastikan tak akan mengulangi kesalahan
tersebut. Hanya pada Allah lah segala sesuatunya dikembalikan. Lebih dari
itu, berlapang dada untuk semua hinaan atas kesalahan dari orang lain
yang mungkin tidak tahu duduk persoalannya.
Ketika
ada orang lain menghina dan mencela, hendaknya tidak membalas dengan
hinaan dan celaan yang sama. Sebagaimana Allah SWT berfirman, Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada
permusuhan di antaramu dan dia seolah-olah telah menjadi teman yang
setia. (QS Fushilat: 34).
Anas ibn Malik menyebut,
ayat ini menjelaskan tentang seseorang yang mencela saudaranya sendiri.
Namun, saudaranya itu justru berkata kepadanya, jika apa yang kau
ucapkan itu adalah suatu kebohongan, semoga Allah mengampunimu. Tapi
jika yang engkau ucapkan itu benar, semoga Allah mengampuniku.
Seorang
Muslim yang baik apabila diuji dengan musibah, kegagalan, atau bahkan
hinaan, obatnya sabar. Ketika memperoleh anugerah, ia bersyukur. Ketika
menghadapi ketetapan Allah SWT, ia menerimanya dengan ridha.
Terkadang
Allah SWT memberikan ujian kepada makhluk-Nya dengan cara mengucilkan
mereka, membuat terhina. Namun, setelah itu memperlihatkan mutiara
hikmah di balik itu semua. Lihatlah bagaimana Nabi Nuh dipukuli kaumnya
hingga pingsan, tetapi beberapa saat kemudian dia bersama kaumnya yang
beriman selamat dari air bah dan topan, sementara musuhnya tenggelam.
Nabi Ismail dengan pasrah bersedia dikorbankan demi ketaatan kepada
perintah Allah SWT, lalu diselamatkan. Pujian atas kesabarannya abadi
hingga kini.
Rasulullah SAW sejak mudanya telah
yatim, ditimpa berbagai cobaan. Beliau adalah orang yang paling banyak
menerima perilaku aniaya dan kezaliman dari orang-orang yang
memusuhinya. Pernah dilempari batu hingga kedua kakinya terluka dan
berdarah. Nabi SAW duduk berlindung di bawah pohon. Meskipun demikian,
ia tetap lebih kukuh daripada Gunung Hira. Hingga pada akhirnya, seluruh
upayanya berhasil, seperti penaklukan negara-negara besar serta
tercapai cita-cita dan dakwahnya.
Mari pahami hidup
ini sebagai sekolah kehidupan. Kelas ujian memberikan kita level
kesanggupan yang lebih tinggi. Bagi seorang yang beriman, ujian
merupakan pendidikan yang akan memuluskan jalannya menuju kebahagiaan
akhirat. Membersih kan hati dan menjadikan jiwanya makin matang. Ia
meyakini bahwa ujian adalah cara Allah SWT untuk mengangkat derajat,
menghapuskan dosa dan memuliakannya di dunia dan akhirat. Wallahu a'lam.
Sumber: Republika.co.id oleh Iu Rusliana