dari suaramerdeka.com
Penyaluran kredit perbankan di Jateng pada triwulan I 2013 tumbuh 22,7% year on year (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) relatif rendah yakni 2,4%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V Jateng dan DIY, Sutikno mengatakan, secara nominal penyaluran kredit pada triwulan I 2013 mengalami ekspansi sebesar Rp 4 triliun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan ekspansi kredit triwulan I 2012 yang hanya Rp 3,1 triliun.
"Kredit modal kerja tumbuh masih cukup tinggi 20,9% (yoy) dan relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedang kredit konsumsi masih terus tumbuh menjadi 20,7% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang sebesar 19,9%. Sedangkan pertumbuhan kredit investasi mengalami perlambatan menjadi 35,1% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 40,3% (yoy)," katanya.
Menurutnya, meski pertumbuhan kredit investasi melambat, namun pangsa kredit produktif atau kredit modal kerja dan investasi, masih besar yakni menyumbang 65,8% dari total kredit perbankan, dengan nilai outstanding per Maret 2013 mencapai Rp 122 triliun. Sebagian besar kredit tersebut terserap di sektor perdagangan, hotel dan restoran 42,7%, diikuti sektor industri pengolahan 31,6%, dan sektor pertanian 5%. "Kredit produktif tersebut memiliki NPL rendah 2,9%," ujarnya.
Sementara itu, pangsa kredit konsumsi mencapai 34,2% dengan nilai outstanding sebesar Rp 63,5 triliun. Kredit tersebut disalurkan ke sektor rumah tangga yang sebagian besar merupakan kredit multiguna dengan pangsa 86,2%. Selebihnya merupakan kredit untuk pemilikan kendaraan bermotor 12%, dan kredit untuk pemilikan rumah tempat tinggal/ruko/rukan 1,8%. "Kredit konsumsi tersebut memiliki kinerja cukup baik dengan NPL relatif rendah 1,4%," tuturnya.
Sebagian dari kredit bank umum disalurkan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yang nilainya mencapai Rp 54,1 triliun atau 31,1% dari total kredit sebesar Rp 173,8 triliun. Kredit kepada UMKM tersebut memiliki kinerja yang relatif cukup baik dengan NPL sebesar 3,5%.
Dikatakan, dari sisi penawaran kredit, sumber dana untuk kredit yaitu dana pihak ketiga (DPK) bergerak searah dengan pertumbuhan kredit. Secara year on year (yoy), penghimpunan DPK tumbuh melambat menjadi 13,3% dibandingkan triwulan sebelumnya 16,5%. Pertumbuhan DPK terutama ditopang dari tabungan dan giro.
"Seiring dengan peningkatan kinerja perekonomian Jawa Tengah, ke depan kemampuan perbankan dalam menghimpun DPK diyakini akan tumbuh lebih baik, sehingga aktivitas intermediasi perbankan ke depan masih dapat ditingkatkan, diiringi dengan dinamika loan to deposit ratio (LDR) dalam batas yang wajar," papar Sutikno.
Per Maret 2013, rasio LDR menurut lokasi bank tercatat 105,1%, sementara rasio kredit berdasarkan lokasi proyek terhadap PDRB Jawa Tengah sebesar 86,8%. Hal tersebut menunjukkan peran perbankan dalam mendukung perekonomian provinsi ini cukup tinggi.
2 komentar
Write komentarminta daftar brosur pinjaman...
Replyuntuk info selengkapnya silahkan datang ke kantor kami
Reply